teman ipul

Minggu, 09 Desember 2012

syair perang panjang


ketika barisan sajak, tentang perang panjang itu terkalimatkan
tentang tutur tulus setiap bait yang terangkai suci
mengalirkah filosofi begitu deras
dan menghentak bebatuan di dasar sungai dan ujung  terdalam gua
aku merasakan rintik hujan bertasbig disetiap tetes nya
desiran angin bersyukur di setiap hembus nya

instrumen tanpa lirik seakan mengalir begitu indah
mengiringi syair perang panjang yang melantun kejam
telinga pekak oleh tabuhan genderang punggawa pertempuran
mata ini kan terus menangis mengenang prajurit demi prajurit
yang merenggan nyawa di tengah rindu akan kedamaian
kilat pedang bersahutan tanpa henti hingga senja kala nanti
kuda panglima berlati tanpa henti menebar ancaman
dari baris ke baris yang lain
memberi komando pada barikade pemanah penebar maut
satu komando dan luluh lantah lah harapan
berguguran lah jiwa-jiwa semangat yang tadi nya berkoar
untuk pertempuran ini, yang akan lama...

hingga baris demi baris puisi yang terlantun dalam lembaran kertas ku
adalah sebagian dari penghianat perang
yang melarikan diri dari perang yang panjang inii
mencari celah cahaya harapan tuk di lewati kehidupan,
melarikan diri hingga mega dahsyat pertarungan usai
dan kembali
hanya untuk menabur kasturi, mawar dan melati diatas pusara
pusara sayang raja angkuh yang kalah di pergulatan para kaisar

aku dan segenap sajak sajakku yang melarikan diri
adalah mortir perarungan  yang memilih berhianat
berhianat sebelum mati dikhianati dan tak berarti

mengenang debu-debu yang terangkat
antara kaki-kaki prajurit yang saling huns pedang
mengenang peluh keringat dan air mata
yang mengalir menyatu namun terlupakan
mengenang tetesan darah oleh tebasan keris tempaan empu sakti sejagad raya
mengenang setip panah yang terbang mengitari merah saga
dan menghunus angkuh pada rasa sakit
mengenang sangkakala tertiup merobek cakrawala
mengenang desingan pedang yang bersahutan
mengenang kampak dan godam yang memisahkan jasad dan nur kehidupan
mengenang roh roh yang kini terkurung dalam penjara sempit bak lilin lilin kecil
dalam enjara gelap untuk hati para prajurit
mengenang senyuman kosong terakhir dari pasukan pemenang
penuh sesal walau tetap hidup
mengenang dan menganang setiap detik kematian
detik detik yang membunuh para raja ,,,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar